Musim
rambutan telah tiba, pohon rambutan berbuah dimana-mana. Serasa indah
melihatnya begitu ceria, cerah dan menggoda tentunya. Kebetulan kontrakan
dimana saya tinggal di kota Jogjakarta memiliki tiga pohon rambutan di
pelataran rumah. Tapi memang hampir semua rumah yang ada di jalan kompleks saya
berada memiliki pohon rambutan,tinggal pilih saja rambutan jenis apa yang ingin
dimakan, dari yang nglotok manis, nglotok manis asem,manis tidak nglotok dkk.
Tapi
kebiasan manusia jika banyak tidak di cari,tetapi kalo sedikit banyak yang
mencari, seperti prinsip ekonomi “jika produksi banyak maka permintaan
sedikit,sedangkan jika produksi sedikit maka banyak permintaan” dan hal
tersebut menjadi pertimbangan untuk menentukan harga sebuah produk barang.
Bila
dikaitkan dengan rambutan yang sekarang membooming dikarenakan musimnya
rambutan bukan karena populernya rambutan, maka harga rambutan pasti lebih
murah dibandingkan ketika bukan bulan rambutan. Apakah pasar mampu mengatasi
anjloknya harga rambutan? Tentu saja tidak, karena pasar tidak mampu
memanajemen musim rambutan hingga harganya tetap setabil. Kemudian mungkinkah
kita berharap pada pemerintah untuk mengatasi anjloknya harga rambutan?tentu
saja tidak, karena undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah,
Kepres tidak mampu menghentikan musim.
Ada
baiknya rambutan yang kita miliki dibagikan kepada tetangga,saudara, teman,
pemulung yang biasa lewat di depan rumah, anak kost, agar rambutan lebih
bernilai ibadah dibandingkan dijual dengan nilai ekonomis yang rendah.[ ekonomi.kompasiana.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar